Tahun 2009, Apple yang tengah mengubah dunia komunikasi
mobile
lewat produk iPhone mulai menghadapi ancaman serius dari sistem operasi
Android besutan Google. Masa-masa ini dijabarkan lewat buku mengenai
"perang" antara Apple dan Google yang ditulis oleh editor
Wired, Fred Vogelstein.
Mantan
CEO Apple mendiang Steve Jobs pun ketika itu mengambil langkah untuk
menangkis serangan Android. Kalau Google berusaha mengandalkan jumlah
dalam menyerbu pasar
mobile, Jobs mengambil langkah sebaliknya, yaitu menumbuhkan platform iOS secara vertikal dengan merilis
gadget baru.
Kemudian, lahirlah iPad, perangkat yang menduduki kategori tersendiri di antara
smartphone
dan laptop tradisional. Tablet besutan Apple inilah yang
digadang-gadang menjadi "perisai penangkal" Android. Setelah
diluncurkan, tablet ini terbukti populer di kalangan konsumen dan
penjualannya meledak.
Vogelstein, sebagaimana dikutip oleh
BGR,
menerangkan bahwa kehadiran iPad dan integrasi yang erat antarproduk
Apple telah berhasil membuktikan keberhasilan strategi platform
"tertutup" dari perusahaan tersebut.
"Mungkin di seluruh dunia
lebih banyak orang yang memiliki ponsel Android dibandingkan iPhone.
Tetapi, mereka yang punya iPhone juga memiliki iPad, iPod touch, dan
berbagai macam perangkat Apple lainnya yang menjalankan
software yang sama," jelas Vogelstein.
Kemudian, perangkat-perangkat itu pun terkoneksi ke toko
online
yang sama (Apple App Store), dan hal tersebut menghasilkan profit yang
besar untuk semua orang yang terlibat di dalam ekosistem. "Hanya orang
yang memiliki kepercayaan diri macam Jobs yang bakal cukup bernyali
untuk menerapkan standar tersebut," imbuh Vogelstein.
Apple
sendiri melalui CEO Tim Cook beberapa waktu lalu pernah menyatakan tak
terlalu mementingkan pangsa pasar dibandingkan basis pengguna yang loyal
dan menguntungkan. Ini pula yang menyebabkan Apple ogah perang harga
dengan para kompetitor. Tablet iPad dan iPad Mini, misalnya, hingga kini
dibanderol relatif lebih mahal dibanding perangkat lain yang sekelas.
Kalau ada
user base yang terus tumbuh dan antusias menyambut produk
high-end buatannya, buat apa Apple membuat
gadget berharga murah?